24INEWS - Presiden Amerika Serikat, Donald J. Trump, dikabarkan memutuskan untuk menghentikan komunikasi langsung dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Langkah ini diambil setelah Trump merasa dimanfaatkan secara politis oleh Netanyahu dalam isu-isu strategis, termasuk konflik Gaza dan kebijakan terhadap Iran.
Laporan ini pertama kali diungkap oleh koresponden Radio Angkatan Darat Israel, Yanir Cozin. Menurutnya, beberapa orang dekat Trump menyampaikan langsung kepada Menteri Urusan Strategis Israel, Ron Dermer, bahwa Presiden AS merasa Netanyahu mencoba mengeksploitasi hubungan pribadi mereka demi kepentingan politik dalam negeri Israel.
Ketegangan antara kedua pemimpin dipicu oleh perbedaan pandangan tajam terkait pendekatan terhadap Iran. Netanyahu mendesak serangan militer terhadap fasilitas nuklir Iran, namun Trump lebih memilih pendekatan diplomatik untuk menahan ambisi nuklir Teheran. Selain itu, perluasan operasi militer Israel di Gaza juga disebut sebagai sumber ketidaksenangan Trump, yang khawatir tindakan tersebut akan menghambat strategi diplomasi AS di Timur Tengah.
Keputusan Trump untuk tidak memasukkan Israel dalam lawatan resminya ke Timur Tengah—yang mencakup Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Qatar—disebut sebagai sinyal paling nyata atas keretakan hubungan ini. Absennya Israel dari agenda kunjungan presiden AS dinilai sangat tidak biasa, mengingat kedekatan historis antara kedua negara.
Langkah ini menandai perubahan signifikan dalam hubungan pribadi maupun politik antara Trump dan Netanyahu, yang sebelumnya dikenal sangat dekat selama masa jabatan pertama Trump. Retaknya hubungan ini diperkirakan akan berdampak pada konfigurasi geopolitik di kawasan serta arah kebijakan luar negeri AS terhadap Timur Tengah.
Sumber : Update Nusantara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar