24INEWS - Riswan Lubis (41), pelaku perampokan disertai pembunuhan terhadap seorang nenek berusia 72 tahun, mengaku bahwa aksinya tidak direncanakan. Meski begitu, ia berusaha menghilangkan jejak kejahatannya setelah melakukan pembunuhan.
Menurut pengakuan Riswan, aksi pembunuhan tersebut terjadi secara spontan karena korban berteriak saat dirinya mengancam menggunakan pisau cutter.
Pelaku datang untuk mengerjakan pekerjaannya sebagai tukang servis CCTV, sekira pukul 07:30 WIB.
Begitu bertemu korban, pelaku menyampaikan mau meminjam uang sebesar Rp 3 juta.
Namun saat itu korban menolak meminjamkan uangnya ke pelaku.
“Karena ibu itu berteriak minta tolong begitu keras. Saya ancam pakai pisau, lalu dia berontak dan berteriak sekeras-kerasnya,” ujar Riswan saat diperiksa pihak kepolisian.
Riswan menyebutkan bahwa pisau pemotong yang digunakan berasal dari rumah korban, sementara alat tespen dibawanya sendiri dari rumah.
"Cutter itu milik ibu. Tespen punya saya," katanya.
Usai menghabisi nyawa korban, Riswan membongkar lemari korban menggunakan tespen. Ia menemukan pecahan uang asing dan perhiasan emas di dalamnya.
"Saya tidak tahu kalau semua itu ada di lemari, cuma feeling aja. Nggak ada uang rupiah di situ. Saya sempat cuci tangan dulu sebelum mengambil barang-barang itu, supaya tidak meninggalkan jejak," tutur pelaku.
Usai menjarah, pelaku sempat pamit ke suami korban yang saat itu duduk di sofa di ruangan lain.
Suami korban yang pikun tak mendengar kalau istrinya tewas dibunuh.
Tak hanya itu, Riswan juga berusaha menghilangkan jejak orang lain dengan cara memberikan salah satu ponsel korban kepada tukang becak motor (betor).
"Saya kasih satu handphone ke tukang becak, supaya nggak bisa dihubungi siapa-siapa. Biar saya nggak ketangkap," ucapnya.
Meski berhasil membawa hasil rampokan, Riswan mengaku belum menggunakan seluruhnya. Ia hanya memakai sebagian uang sebesar Rp 3 juta untuk membayar sewa rumah.
"Saya niatnya cuma pinjam Rp 3 juta buat bayar kontrakan. Sisanya masih ada sama saya," ujarnya.
Sebelumnya, seorang nenek-nenek bernama Amimah Agama (72) ditemukan tewas di dalam kamar rumahnya, di Jalan Balai Desa, Lingkungan III, Kecamatan Medan Helvetia, Sabtu (19/7/2025).
Amimah merupakan korban perampokan, lalu dibunuh karena ditemukan tewas tergeletak di lantai kamar dengan kondisi luka dan bersimbah darah.
Kematian korban baru diketahui oleh keluarganya sore hari.
Kemudian anak korban memberikan informasi kepada Polisi kalau orang tuanya tewas dengan kondisi luka.
Berdasarkan hasil autopsi, nenek 72 tahun tersebut mengalami luka di leher akibat sayatan kanan dan kiri, luka di kepala akibat benturan.
Selepas membunuh korban, pelaku menguras harta benda Amimah Agama mulai dari uang tunai sebanyak Rp 21,9 juta, 19 cincin emas, 17 koin emas, 15 anting dan perhiasan lainnya.
Kemudian, 12 kalung emas, 2 kalung biasa, 1 handphone, 95 lembar uang dollar, 285 mata uang Ringgit Malaysia, serta 10 mata uang rupe.
Kapolrestabes Medan, Kombes Gidion menyebut, korban dengan pelaku sudah saling mengenal sejak tahun 2016 silam karena korban bekerja sebagai tukang servis cctv langganan.
"Pelaku tunggal, seorang diri, baik dari pembunuhan maupun mengambil barang korban. Kemudian dia lari ke Tapsel (Tapanuli Selatan, red) pun sendiri," ujarnya.
Sumber : Posmetro Medan / Bbs
Tidak ada komentar:
Posting Komentar