24INEWS - Trump menyatakan keterbukaannya untuk berdialog dengan Iran di tengah meningkatnya ketegangan kawasan Timur Tengah. Namun, Trump membantah keras laporan yang menyebut dirinya telah menghubungi Teheran untuk memulai pembicaraan damai.
Dalam pernyataan yang diunggah melalui platform media sosial Truth Social, Trump menulis, “Saya tidak menghubungi Iran untuk ‘pembicaraan damai’ dalam bentuk apa pun. Itu berita palsu yang sepenuhnya dibuat-buat. Jika Iran ingin berbicara, mereka tahu bagaimana menghubungi saya.”
Pernyataan ini muncul sehari setelah Trump menghadiri KTT G7 di Kanada, di mana sejumlah pemimpin dunia menyerukan upaya deeskalasi antara Israel dan Iran. Trump dilaporkan menolak usulan pernyataan bersama jika tidak mencantumkan tuntutan agar Iran menghentikan seluruh program nuklirnya.
Ketegangan antara Israel dan Iran memuncak dalam beberapa hari terakhir setelah serangan udara Israel dilaporkan menewaskan ratusan warga Iran dan sejumlah pejabat tinggi militer. Iran, melalui beberapa negara penengah seperti Qatar dan Oman, disebut-sebut mencoba menjalin komunikasi tak langsung dengan Amerika Serikat untuk mengupayakan gencatan senjata, namun belum ada hasil konkret.
Sejumlah analis melihat pernyataan Trump sebagai sinyal diplomatik yang berhati-hati. “Trump tidak menutup kemungkinan negosiasi, tapi tetap konsisten dengan strategi tekanan maksimum,” ujar seorang pengamat Timur Tengah dari Brookings Institution.
Sementara itu, Gedung Putih belum mengonfirmasi apakah ada langkah diplomatik lanjutan yang akan diambil, termasuk kemungkinan pengiriman utusan khusus atau mediasi pihak ketiga.
Dengan konflik yang terus berkembang dan risiko eskalasi lebih lanjut, komunitas internasional menaruh harapan pada jalur diplomasi. Namun, banyak pihak menilai bahwa dialog hanya mungkin terjadi jika ada perubahan signifikan dalam sikap dan kebijakan masing-masing pihak.
Sumber : Reuters, LA Times dan AP News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar